Friday, February 7, 2014

Jakarta ohh Jakarta

Masih seputar merantau. Kayaknya penulis memang sedang dilanda kegalauan setara S3.
Kurang lebih setahun di jakarta, kota yg selama ini cuma bisa dilihat dari berita dan sinetron di TV. Konon di kota ini pagi sampai malam nggak pernah tidur, andaikan kota ini satpam bisa jadi dia satpam yg terlatih untuk bisa jaga 24jam nonstop kayak apotek.
Awal-awal di sini, waktu in class training, msih belum paham kenapa bisa Jakarta identik dengan kota yg nggak pernah tidur -maklum dulu portal kosan ditutup setelah jam 9 malam. Tapi begitu real terjun ke dunia kerja baru paham emang bener kayak gitu.
Ceritanya, sempet salah terlanjur milih "kosan yg sesat". Setiap hari kamar di depan kamar kosku mabuk-mabukan dan sekali mabuk yg datang bisa 8-9 orang. Setiap pagi lihat orang muntah-muntah -sori,tapi muntah tiap pagi itu bukan indikasi orang keren udah bisa mabuk-mabukan malam harinya tapi lebih mengindikasikan jorok!
Dan ada beberapa hal lagi tentang jakarta :
1. Kata yg paling mahal didengar di sini adalah kata MAAF dan TERIMA KASIH. Kalau nggak sengaja ketabrak orang waktu jalan kaki trus mau dimintain maaf, sebaiknya jangan terlalu berharap daripada ujung-ujungnya darah tinggi atau bahkan komplikasi. Trus jgn terlalu berharap juga akan ada ucapan terima kasih dari shop keeper setelah Anda belanja -apalagi yg cuma masuk toko buat windows shoping hehe.. Di sini kalau kangen ucapan terimakasih telepon aja ke layanan operator provider ponsel biar dikasih.
2. Penampilan dan penampilan. Setiap pagi sebagai orang kantoran yg penuh perjuangan -lebai kali- aku harus menempuh 1,2 KM perjalanan ke kantor dengan jalan kaki atau bahasa jepangny adalah mlaku karo sikilmu dewe. Dan rute ke kantor mesti ngelewatin gang, shelter busway, dan lainnya. Dan aneh bin ajaibnya, setiap orang yg kujumpai yg rata-rata adalah penumpang transjakarta semuanya berpenampilan menarik. Cewek-cewek dgn pakaian formal mini, dress yg juga mini, cowok cowok pakai dasi yg bau parfumnya bikin inget sama susanna, semua begitu memperhatikan penampilan! Belum lagi orang-orang di kantor dengan blazer cantik, rambut seindah cewek iklan shampo, body aduhai, dan kulit mulus. Ya beneran, di sini perasaan semua cewek mulus. Mau keluar dari angkot atau kopaja tetep aja yg paling menarik adalah kulit mereka yg putih bersih menawan -asiik. Kadang sampai mikir juga itu orang-orang jangan-jangan pada punya salon sendiri atau gimana.
3. Macet dan Banjir Masalah Semua Orang yg Masih Bisa Napas. Yap..dan sempet kepikiran siapapun orang yg bisa mengatasi ini dan terbukti emang bener-bener bisa mengatasi dua masalah ini, walaupun aku bukan orang Jakarta, bakalan ikutan nyoblos dah buat milih mereka! Kedua hal ini yang sukses bikin jakarta lumpuh. Orang harus mengorbankan waktu ketemu keluarganya untuk berangkat lebih pagi karena takut macet. Orang harus punya dana simpanan kalau musim ujan buat evakuasi kalau banjir.
Yah itu tadi yg negatif negatifnya dari ibu kota. Dan menurutku semua terjadi besar kecil disebabkan sama ketidakpedulian masyarakat juga sih. Rasa tanggung jawab, kepedulian, kesabaran, rasanya memang langka di sini. Siapapun gubernurnya, kalau masyarakatnya cuma bisa mengkritik dan nggak ikutan membangun ya sama saja.
Oh iya ada juga sih hal positif di sini hehe. Buat orang-orang yg sepanjang hidupnya bermimpi bisa ketemu artis ibu kota di sini possibility nya lebih besar -but actually i dont really care about it hehe- Trus hebatnya lagi adalah sebagian besar orang di sini telah memanfaatkan transportasi umum. Ga perduli bos atau bawahan semua memanfaatkan transportasi umum.
Jadi yg berharap aman bisa ngatain bos nya di kopaja atiati ya, bisa jadi bis Anda adalah orang yg duduk di belakang bangku Anda hehe.

Posted via Blogaway

No comments:

Post a Comment